Penyebab Vagina Becek saat melakukan sex - MediaNusa News a
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penyebab Vagina Becek saat melakukan sex

pernahkah Anda mendengar istilah vagina becek? Ya, kerap disebut saat wanita merasa adanya cairan berlebih pada vagina. Tak sedikit wanita yang mengeluhkan, karena merasa tak nyaman dengan kondisi tersebut.

Selain itu, merasa khawatir juga pada pasangannya ketika berhubungan seks sebab akan turut merasa tidak nyaman. Lantas, apakah sebenarnya vagina becek saat berhubungan seks normal terjadi?

“Cairan ini ketika bercinta, gunanya sebagai pelumas,” ujar Dokter Kandungan, dr. Jen Gunter, seperti dikutip dari Medical News Today.

Ia melanjutkan, vagina yang sehat umumnya memang akan menghasilkan 1-4 ml cairan dalam sehari, Moms. Salah satu penyebab meningkatnya produksi cairan organ intim yang membuat vagina becek adalah rangsangan saat berhubungan seksual.

Ini artinya adanya cairan pada vagina adalah normal. Adapun pada tiap wanita, bisa saja mengeluarkan cairan ini dengan jumlah yang berbeda-beda. Ada yang sedikit, ada pula yang banyak. Selama cairan vagina yang keluar tidak berbau, Anda tidak perlu khawatir, Moms!

Perlu diketahui juga, cairan ini juga dapat menjaga kesehatan vagina. Selain itu, juga akan membuat aktivitas seksual Anda terasa nyaman. Bahkan dengan adanya pelumas ini, bisa membantu sperma melakukan perjalanan ke sel telur, sehingga memperbesar peluang kehamilan.

Dikutip dari Healthline, vagina becek ini juga bisa terjadi karena kelenjar keringat pada vagina Anda. Itu karena pada vulva, memiliki banyak kelenjar keringat dan minyak yang membuat vagina terasa becek.

Lantas bagaimana dengan mengatasi rasa risi tersebut? Secara umum tidak ada penanganan khusus, Moms. Tapi Anda bisa menyekanya dengan handuk maupun kain saat mulai terasa becek. Selain itu, jagalah kebersihan vagina dengan rajin mengganti celana dalam, serta mengenakan celana dalam berbahan katun.

Anda baru perlu khawatir bila vagina yang becek disertai gejala lain, seperti perubahan warna cairan lendir, gatal di area kemaluan, berbau, sakit perut, atau rasa tidak nyaman maupun perih ketika buang air kecil atau berhubungan seks. Sebaiknya, segera lakukan pemeriksaan ke dokter.